SADYAKALANING KI AGENG PURBOYO BABAT TANAH MADIUN
OLEH: KI LAWU MAOSPATI
SEKELEBAT BAYANGAN DI RAWA PENING
Cinta adalah karunia ilahi
Cin ta bagaikan luasnya samudra
Cinta bagaikan panasnya matahari
Cinta bagaikan indahnya purnama
Bila bunga cinta bersemi,di dalam hati sejuk nian
Bagaikan embun pagi
Semerbak bagai bunga harum mewangi
Indah bagaikan warna pelangi
Menyibak tirai,wujudkan mimpi
Langkah kaki kian pasti,pergi meninggalkan negeri
Bersamamu pujaan hati
Berdua bersanding sampai suratan ilahi menghadap
padamu ibu pertiwi.
Rawa pening,1558
Pangeran Timur untuk Ni Mas Roro Inten (Luapan cinta ini di tulis di sebuah pohon)
"Kalau Raden ingin berangkat sekarang itu lebihbaik karena Bayu Tantra dan kuda-kuda lainnya sudah cukup istiraha, kalau begitu, ayo kita berangkat adi Murdo"kata Ki Joko Supo sambil membedol tali kudanya."iya kakang"jawab ketiganya serentak
Dalam perjalanan menuju lereng Merbabu mereka hanya membisu.Pikiran keempat orang tadi terbawa oleh pikiran masing-masing.Setelah perjalanan hampir memakan waktu sepenanakan nasi,di sebuah perbatasan desa dari perbatasan yang paling luar kota raja,di situ hanya ada sungai kecil di pinggir petegalan penduduk.Di samping kiri kanan hanya ada bebatuanbebatuan sungai.Air sungai yang beningmengalir cukup deras.Pohon-pohon bambu tumbuh lebat dan rimbundi sekeliling sungai,di selingi pohon-pohon liar lainnya.
"menurut perkiraan ku Ni Mas Roro Inten pasti menunggu di daerah sini.Karenakan sungai ini batas paling luar dari batas kota raja.Paman kita ikuti aliran sungai ini saja paman!!Menurut Ni Mas Roro Inten kita harus mauk sungai dan mengikuti aira airny,nanti ada batu besar berjumlah dua buah di situlah Ni Mas Roro Inten menunggu"
Kedua batu besar itu seolah-olah menutupu aliran sungai dan dari celah-celah batu besar itu aliran sungai bertambah deras.Di balik remang-remang caaya bintang dan gelapnya suasana malam gemericik air sungai seperti suara irama alam yang sungguh indah terdengar suasaa malam itu.
Suara derap langkah kaki kuda yang melangkah pelanseketika berhenti karea dari balik semak-semak dan ilalang muncul sekelebat bayangan orang dan memanggil nama mereka
Kangmas Pangeran Timur,aku di sini kangmas"suara seorang wanita memanggil nama Pangeran Tiur
"Aduh maafkan kangmasmu ini,Nimas.Apakah Nimas tidak terlalu lama Menunggu kakang"tany Pangeran Timur
"Aku di sini sedari tadi kangmas,sewaktu kokok ayam jantan pertama kali terdengar"jawab Roro nten sambil tangannya yang lembut menepuk-nepuk nyamuk petegalan yang besar-abesar..Bercak darah nyamuk yang terkena pukulannyabanyk yang memempel di pipi,wajah serta lengannya yang kuning langsat
"Nimas Roro Inten sebaiknya kita berangkat sekarang saja ke lereng Merbabu,ke tempat bapa Guru,karena masih banyak hal yang ingin aku tanyakan dari Bapa Guru"kata Pangeran Timur
"apakah Kangmas tidak capek??"tanya Nimas Roro Inten
"Aku tidak capek Nimas.Selam Nimas ada di sampingku,aku gak meras capek sedikitpun"
Percakapan antara Ni Mas Roro Inten dan Pangeran Timur membuat Ki Supo Ki Suko dan Ki Bagus sentanu tersenyum-senyum."Kalau begitu kita berangkat seepatnya saja!!"ajak Pangeran Timur kepada Nimas Roro Inten.
BERSAMBUNG.......................