Seputa
Profil
Saya dilahirkan 41 tahun yang lalu,
tepatnya 28 Juli 1974. Sebut saja di Nganjuk. Sehari-hari sebagai staf di
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Nganjuk. Sebelum BPBD
terbentuk, kami bertugas di Satlak PB yang bertempat di Kantor Kesbangpollinmas
Kab. Nganjuk. Ketika negeri ini dilanda begitu dahsyat dengan bencana, lahirlah
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. UU tersebut
mengamanatkan untuk membentuk BPBD. Berangkat dari sini, saya terpanggil untuk
menyusun raperda Susunan Organisasi BPBD Kabupaten Nganjuk. Sebagai kelengkapan
sebuah dokumen hukum, disusun pula raperbup tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi BPBD sekaligus analisi beban kerjanya. Kemudian
tepatnya 30 Januari 2012 Perda SO BPBD Kabupaten Nganjuk disyahkan. Jadi pada
bulan Januari 2016 BPBD ini genap berusia 5 tahun.
Memasuki
musim penghujan tahun 2016 ini tentunya rentan dengan ancaman bencana.
Masyarakat harus siap siaga menghadapi bencana. Nah, ketika di suatu daerah
terdapat potensi bencana, maka informasi menjadi suatu hal yang sangat penting.
Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana pasal 26 huruf c dijelaskan bahwa setiap orang berhak
mendapatkan informasi secara tertulis dan/atau lisan tentang kebiajakan
penanggulangan bencana.
Berpijak
pada landasan hukum di atas, maka kami sebagai insan kebencanaan berinisatif
mengemas sebuah informasi seputar penanggulangan bencana dapat disiarkan
melalui media elektronik. Walhasil, sebuah gagasan tersebut dapat
direalisasikan dalam siaran radio milik Pemerintah Daerah. Kemudian kita kemas
dalam acara dialog interakti (talk show)
bertemakan kebencanaan. Awalnya sih, kami merasa kurang yakin apakah metode ini
berjalan dengan efektif atau tidak. Namun, ternyata sebuah niat baik akhirya
terbangun juga. Pepatah bilang gayung bersambut. Dalam kemasan acara tersebut
banyak hal penting yang kita sampaikan kepada masyarakat luas. Dan dalam
perjalanannya, terjalinlah sebuah komunikasi dengan segenap elemen masyarakat.
Informasi merupakan pendidikan yang
murah dan mudah untuk masyarakat dalam mitigasi bencana. Semakin banyak
informasi, semakin tepat informasi, akan tercipta komunikasi antar semua stake
holder dalam Penanggulangan Bencana. Ketepatan, kecepatan menginformasikan
sesuatu hal yang penting bagi masyarakat akan sangat berpengaruh pada tindakan
atau perilaku semua pihak dalam penanggulangan bencana. Kolaborasi antara BPBD
Kabupaten Nganjuk dengan radio milik pemerintah maupun swasta telah menjadi
mitra sejati.
Berawal dari sekedar ingin tahu
bagaimana suasana di ruang siar sebuah studio radio, yang bagi kami masih
terasa asing. Namun, ketika ada seorang sahabat saya yang bernama Ari Hariyanto menawarkan pada saya untuk
mengisi di program radio miliknya, ternyata menarik juga. Alhamdulilah lancar
juga. Kemudian kita lakukan talkshow dengan
memberikan selayang pandang tentang BPBD Kabupaten Nganjuk dan program kerja
yang telah dan akan dilakukan.
Masyarakat sangat antusias untuk menyimak acara tersebut. Mereka bisa
bersms atau langsung telepon ke ruang siar studio. Akhirnya kami menjadi
tantangan tersendiri untuk menggemakan program penanggulangan bencana kepada
masyarakat. Memang, kalau hitungan waktu
kurang lebih 1 bulan media penyiaran kebencanaan melalui radio ini dilakukan.
Yang terpenting bagi kami adalah terus, terus dan terus berjuang demi
kemanusiaan.
Tujuan
Penyebarluasan Informasi Kebencanaan
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa informasi
memegang peranan penting utamanya dalam membangun paradigma kebencanaan.
Setelah kita hayati berkaitan pentingnya informasi seputar kebencanaan, dapat
kita uraikan sebagai berikut :
a.
Untuk meningkatkan
wawasan dan pengetahuan masyarakat dalam rangka menggalakkan pengurangan risiko
bencana.
b.
Untuk mengembangkan
kerjasama dengan semua elemen masyarakat, instansi pemerintah dan dunia usaha
dalam berpatisipasi di bidang penanggulangan bencana.
c.
Untuk meningkatkan
kesiapsiagaan dan antisipasi masyarakat dalam menghadapi bencana.
d.
Untuk membangun budaya
kearifan lokal, adat tradisional dan lansekap budaya sebagai aset bangsa yang
selarang upaya pengurangan risiko bencana.
e.
Untuk
menumbuhkembangkan kesadaran dan
kepedulian masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup.
Oleh karena pentingnya informasi
seputar kebencanaan bagi masyarakat, maka penyeberluasan informasi berbasis
kebencanaan perlu ditingkatkan secara terus-menerus guna mendukung program
Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat (PRBBM).
Selanjutnya, dalam penyampaian informasi tersebut
tidak terlepas dari cakupan materi yang
meliputi regulasi kebencanaan, jenis ancaman bencana dan tips upaya yang
harus dilakukan, seputar catatan kejadian bencana dan informasi berkaitan
dengan kondisi cuaca.
Menurut hemat saya, media ini
merupakan jurus jitu untuk mendongkrak daya inovasi, kreasi, motivasi dan
inspirasi segenap elemen masyarakat. Tentu saja, metode penyampaian informasi
berbasis kebencanaan ini tidak saja dalam bentuk dialog interaktif (talkshow), namun juga dilayani dalam
format sms dan telepon ke ruang siar. Disamping itu agar terlalu jenuh dengan
dialog tersebut, maka kita sisipi dengan lagu yang bertemakan kebencanaan. Lagu
karya emas komponis terkenal di era 70-an, Ebiet G Ade misal, Untuk direnungkan dan Berita kepada kawan.
Manfaat
Penggunaan Media Radio
Berdasarkan pengalaman saya, ternyata sosialiasi
pengurangan risiko bencana melalui media radio ini memiliki multi manfaaat.
Adapaun multi manfaat tersebut antara lain :
a.
Sebagai media untuk membangun kerjasama lintas sektor,
dunia usaha maupun unsur masyarakat.
b.
Sebagai media yang
murah, mudah, cepat dan efektif dalam menginformasikan seputar program kerja
BPBD kepada masyarakat luas tentang
adanya potensi bencana baik melalui SMS
maupun telepon secara langsung ke ruang siar.
c.
Sebagai media edukasi
kebencanaan bagi masyarakat.
d.
Sebagai media untuk
memonitoring perkembangan situasi dan kondisi di wilayah rawan bencana di mana
pendengar bertempat tinggal.
Oleh
karena itu, melalui media radio inilah BPBD Kabupaten Nganjuk dapat
memanfaatkan multiguna media ini sebagai corongnya semangat kemanusiaan dalam
penyampaian program penanggulangan bencana. Efektivitas penyebarluasan
informasi kebencanaan ini jelas membantu BPBD Kabupaten Nganjuk untuk selalu
berbenah diri. Mengevaluasi sejauh mana capaian program-program yang telah
dilakukan selama ini. Selanjutnya ke depan akan dilaksanakan perbaikan kinerja
yang selalu mengedapnkan pelayanan masyarakat di bidang penanggulangan bencana. Masukan dan
dukungan masyarakat akan menjadi bahan pemikiran bagi BPBD Kabupaten Nganjuk
dalam mengimplementasikan kebijakan Penanggulangan Bencana. Sehingga pada
akhirnya terwujud akselerasi kegiatan penanggulangan bencana secara
berkesinambungan.
Kampanyekan
PRB melalui Radio
Beberapa waktu yang lalu telah kita saksikan bersama
perhelatan pesta demokrasi secara serentak yakni pemilihan kepala daerah hampir
separuh di wilayah nusantara. Tentunya setiap pasangan calon kepala daerah melakukan tebar pesona yang dikemas
dalam kampanye politik. Namun, bagi kita insan kebencanaan tidaklah demikian.
Kita sadar bahwa bagi kabupaten/kota masih baru untuk lembaga yang khusus
menangani bencana. Kabupaten Nganjuk sendiri untuk tahun 2016 tepatnya Januari
ini memasuki tahun ke-5. Dan ini masih sangat membutuhkan pencitraan kepada
publik.
Akan
tetapi, kalau kita pahami betul bahwa bekerja di ‘lembaga penyelamat jiwa
manusia’ adalah sangat mulia. Betapa tidak di setiap tahapan dalam sistem
penanggulangan bencana pasti unsur yang diutamakan adalah nyawa manusia. Oleh
karenanya, guna lebih mendorong kepedulian dan kesadaran masyarakat ketika
menghadapi bencana, maka salah satu upaya yang ditempuh adalah melalui media
radio. Dengan media ini kita akan lebih menyuarakan visi misi BPBD, program kerja,
informasi seputar kejadian bencana, pemetaan wilayah rawan bencana, jenis
bencana dan upaya yang dilakukan dan mengintegrasikan PRB berbasis masyarakat.
Kalau kita cermati bersama, di
daerah pedesaan masyarakat masih berpola responsible,
melakukan aktivitas pada saat bencana terjadi. Hal ini yang sering kita jumpai.
Mereka menunggu bantuan dari pemerintah atau donatur. Belum terbentuk pola
kerja yang bersifat preventif, melakukan aktivitasi pada saat tidak ada
bencana. Seperti yang kami ungkapakan ketika dialog interaktif di media radio.
“Kami mengajak dan menghimbau saudara kami baik di instasnsi pemerintah, dunia
usaha, tokoh penggerak masyarakat, ormas, LSM dan relawan agar peduli dan
berperan aktif dalam upaya-upaya
penanggulangan bencana. Nah, melalui media penyiaran ini isu-isu strategis
berkaitan dengan Pengurangan Resiko Bencana dapat diinformasikan secara
langsung kepada masyarakat luas. Sejalan dengan hal itu, agenda PRB yang
diselenggarakan di Sendai, Jepang tahun 2015 lalu telah kita implemenetasikan
dalam penyiaran tersebut. Butir kelima dari Sendai Framework for Disaster Risk
Reduction (SFDRR), membangun ketangguhan
dengan memperkuat desa-kota (urban and rural linkages). Hal ini dalam rangka
mendukung keterkaitan antara desa-kota
untuk peningkatan sektor ekonomi, meningkatkan ketangguhan masyarakat
guna mendukung pembangunan wilayah dengan kegiatan PRB. Misalnya yang sedang
menjadi titik berat di Kabupaten Nganjuk adalah dunia pendidikan dan sektor industri. Maka peningkatan mutu pendidikan tentunya
memasukkan dalam kurikulum sekolah berbasis PRB sehingga anak didik secara dini
lebih mengenal tentang kebencanaan. Kemudian sektor industri diharapkan mampu
memberikan kontribusi dana CSRnya untuk penanganan bencana baik secara mandiri maupun
bekerja sama dengan BPBD Kabupaten Nganjuk.
Butit ketujuh, pengetahuan
tradisional, spiritual sosial-budaya, lansekap warisan budaya, agama dan
pemahaman masyarakat adat merupakan aset sumberdaya yang kuat dan menjadikan
sustu bentuk investasi dalam PRB untuk ketangguhan masyarakat di masa depan.
Diharapkan implementasi ini secara
perlahan kita sentuhkan dengan tradisi adat masyarakat terutama di kawasan yang
rawan bencana. Pada akhirnya, nanti dapat memperkuat pola kemitraan antara
pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, akademisi dalam rangka melsetarikan
pengetahuan tradisional, budaya, lansekap warisan budaya, sosial budaya dalam
manajemen risiko bencana dan menjadi dasar yang kuat untuk meningkatkan
ketangguhan masyarakat terhadap bencana. Upaya penyiaran gerakan PRB senantiasa
terus dikembangkan. Peran serta semua elemen dan pihak terkait sangat
diharapkan untuk menguatkan program penanggulangan bencana secara terintegrasi,
komprehensif dan berkesinambungan.
CURICULUM VITAE
Nama dan gelar : ATIM
SWASONO, SP, M.Sos.
Tempat. Tanggal lahir : Nganjuk, 28 Juli
1974
Pekerjaan : PNS
Instansi : Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten
Nganjuk
Alamat Kantor : Jl. Panglima Sudirman No. 280 Nganjuk
Telp/Fax/E-mail : 0358-330466 bpbd_kab.nganjuk@yahoo.co.id
swacentre@gmail.com
Alamat rumah : Desa Getas RT 01 RW 03 Kec. Tanjunganom
Kabupaten
Nganjuk – Jawa Timur 64483
HP/E-mail : 081 230 381 007 swacentre@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN :
No.
|
Jenjang
Pendidikan
|
Jurusan
|
Lulus
Tahun
|
Tempat
|
1.
|
SDN Kemaduh II
|
--
|
1987
|
Kemaduh, Baron, Nganjuk
|
2.
|
SMPN 2 Kertosono
|
--
|
1990
|
Kertosono, Nganjuk
|
3.
|
SMAN 1 Kertosono
|
A-1
|
1993
|
Kertosono, Nganjuk
|
4.
|
S-1 Pertanian
|
Sosial
Ekonomi Pertanian
|
2001
|
Malang
|
5.
|
S-2
|
Magister
Ilmu Administrasi
|
2015
|
Kediri
|
PENGALAMAN
SEMINAR :
No.
|
Tema
|
Tahun
|
T
Tempat
|
Kedudukan
dalam
Seminar*)
|
1.
|
Joint
Seminar Disaster Mitigation and Adaptation Kyoto University – Unkiversity of
Brawijaya
|
2014
|
Fak.
Teknik Universitas Brawijaya-Malang
|
Peserta
|
2.
|
Workshop
Pengantar Pemetaan Risiko Bencana
|
2013
|
Lab.Komputasi
dan Pemodelan – PWK ITS
|
Peserta
|
PENGALAMAN DIKLAT
KEBENCANAAN :
No.
|
Tema
|
Tahun
|
Tempat
|
Kedudukan
dalam
Diklat*)
|
1.
|
Diklat
Mitigasi Bencana – Pusbindiklatren Bappenas
|
2012
|
SAPPK - ITB
Bandung
|
Peserta
|
2.
|
Bimtek
Standarisasi Data Kebencanaan
|
2012
|
BNPB
|
Peserta
|
3.
|
Pelatihan
Sistem Informasi Geografis
|
2013
|
Prodi PWK
ITS Surabaya
|
Peserta
|
4.
|
Bimtek
Penyusunan Renkon PB
|
2014
|
BPBD
Prov. Jawa TImur
|
Peserta
|
PENGALAMAN
BEKERJA
No.
|
Instansi
|
Tahun
|
1.
|
Bagian
Hukum Setwilda Kab. Nganjuk
|
1993-2001
|
2.
|
Kantor
Ketahanan Pangan Daerah Kab.Nganjuk
|
2001-2011
|
3.
|
Kantor
Kesbangpol dan Linmas Daerah Kab.Nganjuk
-
Aktif
dan sebagai anggota Satlak PB hingga ikut memprakarsai Pembentukan BPBD disahkan
dengan Perda Kab.Nganjuk Tahun 2012 tgl 30 Januari 2012
-
Yakni
dengan penyusunan Perda, Perbup dan Anjab Tupoksi BPBD)
|
2011
– 2012
|
4.
|
Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Nganjuk
(Ikut
memprakasai Pendirian BPBD Kab. Nganjuk Tahun 2012)
-
Sekarang
bertugas di Bidang Pencegahan/Mitigasi dan Kesiapsiagaan BPBD Kab. Nganjuk
|
2012-sekarang
|
|
|
|
|
|
|
- Nomor
rekening : Bank Muamalat Capem Nganjuk No rek.
7440000091
-
NPWP : 57.610.194.3-655.000
- No.
HP : 081 230 381 007