Nganjuk – KP
Komandan Rayon Militer (Danramil) Lengkong, Kapten Infanteri Muhtar Isnaini menghimbau agar masyarakat dapat membentengi diri dari paham radikalisme, yang saat ini sedang mencuat ke permukaan. Seperti halnya Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau yang terbaru Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Menurut perwira TNI Angkatan Darat ini, masyarakat tidak perlu resah dan tetap harus membentengi diri, serta tidak mudah terpengaruh ajakan-ajakan orang yang belum kita kenal. Jika ada orang yang tidak kita kenal mengajak melakukan suatu kegiatan yang awalnya baik, dan kemudian lama-kelamaan mulai menyimpang, itu adalah tanda awal upaya cuci otak. “Makanya lebih baik dari awal kita waspadai,” ujar Muhtar.
Salah satu paham radikal yang dimaksud (Muhtar, red*) tersebut yakni aliran yang saat ini terkuak ke permukaan, Gafatar, yang pengikutnya juga ada masyarakat terpelajar seperti dokter, guru dan golongan lainnya. “Jika anak-anak kita sudah masuk usia SMP dan SMA sederajat, bahkan perkuliahan mereka pun sudah menentang-nentang orang tua, itu sudah ada indikasi," jelasnya.
Mereka kalau tidak terlibat narkotika, bisa juga dia terpengaruh organisasi yang tidak benar,” urainya.
Muhtar menambahkan, orang terpelajar saja bisa dipengaruhi oleh mereka, seperti dokter, pejabat, sebab itu saya himbau masyarakat dan anggota mewaspadainya. “Saya berharap paham seperti ini tidak berkembang, termasuk di wilayah Kabupaten Nganjuk,” jelasnya.
Muhtar menyebut jajaran TNI di Nganjuk akan bahu-membahu bersama polisi dan pemerintah daerah untuk mewaspadai dan memantau langsung, jika terjadi adanya perkembangan aliran tersebut. “Anak-anak dan remaja paling mudah terpengaruh bahaya radikalisme, sehingga harus segera diproteksi sejak dini melalui edukasi dan sosialisasi berkelanjutan,” ujarnya.
Terkait hal itu, Muhtar juga sudah menginstruksikan kepada prajurit yang ada di wilayah Lengkong khususnya dan wilayah Nganjuk pada umumnya untuk membentengi diri, termasuk memantau anak-anak mereka di lingkungan rumahnya.(Kmr/Hms kodim 0810 NGk)