Flicker Images

BREAKING NEWS

Memuat...

Thursday, January 14, 2016

Unknown

RADIO SEBAGAI MEDIA INFORMASI KEBENCANAAN



 
Seputa Profil

            Saya dilahirkan 41 tahun yang lalu, tepatnya 28 Juli 1974. Sebut saja di Nganjuk. Sehari-hari sebagai staf di Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Nganjuk. Sebelum BPBD terbentuk, kami bertugas di Satlak PB yang bertempat di Kantor Kesbangpollinmas Kab. Nganjuk. Ketika negeri ini dilanda begitu dahsyat dengan bencana, lahirlah Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. UU tersebut mengamanatkan untuk membentuk BPBD. Berangkat dari sini, saya terpanggil untuk menyusun raperda Susunan Organisasi BPBD Kabupaten Nganjuk. Sebagai kelengkapan sebuah dokumen hukum, disusun pula raperbup tentang Rincian Tugas Pokok dan   Fungsi BPBD sekaligus analisi beban kerjanya. Kemudian tepatnya 30 Januari 2012 Perda SO BPBD Kabupaten Nganjuk disyahkan. Jadi pada bulan Januari 2016 BPBD ini genap berusia 5 tahun.

Memasuki musim penghujan tahun 2016 ini tentunya rentan dengan ancaman bencana. Masyarakat harus siap siaga menghadapi bencana. Nah, ketika di suatu daerah terdapat potensi bencana, maka informasi menjadi suatu hal yang sangat penting. Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana pasal 26 huruf c dijelaskan bahwa setiap orang berhak mendapatkan informasi secara tertulis dan/atau lisan tentang kebiajakan penanggulangan bencana.
Berpijak pada landasan hukum di atas, maka kami sebagai insan kebencanaan berinisatif mengemas sebuah informasi seputar penanggulangan bencana dapat disiarkan melalui media elektronik. Walhasil, sebuah gagasan tersebut dapat direalisasikan dalam siaran radio milik Pemerintah Daerah. Kemudian kita kemas dalam acara dialog interakti (talk show) bertemakan kebencanaan. Awalnya sih,  kami merasa kurang yakin apakah metode ini berjalan dengan efektif atau tidak. Namun, ternyata sebuah niat baik akhirya terbangun juga. Pepatah bilang gayung bersambut. Dalam kemasan acara tersebut banyak hal penting yang kita sampaikan kepada masyarakat luas. Dan dalam perjalanannya, terjalinlah sebuah komunikasi dengan segenap elemen masyarakat.

Informasi merupakan pendidikan yang murah dan mudah untuk masyarakat dalam mitigasi bencana. Semakin banyak informasi, semakin tepat informasi, akan tercipta komunikasi antar semua stake holder dalam Penanggulangan Bencana. Ketepatan, kecepatan menginformasikan sesuatu hal yang penting bagi masyarakat akan sangat berpengaruh pada tindakan atau perilaku semua pihak dalam penanggulangan bencana. Kolaborasi antara BPBD Kabupaten Nganjuk dengan radio milik pemerintah maupun swasta telah menjadi mitra sejati.

Berawal dari sekedar ingin tahu bagaimana suasana di ruang siar sebuah studio radio, yang bagi kami masih terasa asing. Namun, ketika ada seorang sahabat saya yang bernama  Ari Hariyanto menawarkan pada saya untuk mengisi di program radio miliknya, ternyata menarik juga. Alhamdulilah lancar juga. Kemudian kita lakukan talkshow dengan memberikan selayang pandang tentang BPBD Kabupaten Nganjuk dan program kerja yang telah dan akan dilakukan.  Masyarakat sangat antusias untuk menyimak acara tersebut. Mereka bisa bersms atau langsung telepon ke ruang siar studio. Akhirnya kami menjadi tantangan tersendiri untuk menggemakan program penanggulangan bencana kepada masyarakat. Memang, kalau hitungan  waktu kurang lebih 1 bulan media penyiaran kebencanaan melalui radio ini dilakukan. Yang terpenting bagi kami adalah terus, terus dan terus berjuang demi kemanusiaan.

Tujuan Penyebarluasan Informasi Kebencanaan
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa informasi memegang peranan penting utamanya dalam membangun paradigma kebencanaan. Setelah kita hayati berkaitan pentingnya informasi seputar kebencanaan, dapat kita uraikan sebagai berikut :
a.    Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat dalam rangka menggalakkan pengurangan risiko bencana.
b.    Untuk mengembangkan kerjasama dengan semua elemen masyarakat, instansi pemerintah dan dunia usaha dalam berpatisipasi di bidang penanggulangan bencana.
c.    Untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan antisipasi masyarakat dalam menghadapi bencana.
d.   Untuk membangun budaya kearifan lokal, adat tradisional dan lansekap budaya sebagai aset bangsa yang selarang upaya pengurangan risiko bencana.
e.    Untuk menumbuhkembangkan kesadaran dan  kepedulian masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup.      

Oleh karena pentingnya informasi seputar kebencanaan bagi masyarakat, maka penyeberluasan informasi berbasis kebencanaan perlu ditingkatkan secara terus-menerus guna mendukung program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat (PRBBM).
Selanjutnya, dalam penyampaian informasi tersebut tidak terlepas dari cakupan materi yang  meliputi regulasi kebencanaan, jenis ancaman bencana dan tips upaya yang harus dilakukan, seputar catatan kejadian bencana dan informasi berkaitan dengan kondisi cuaca.
Menurut hemat saya, media ini merupakan jurus jitu untuk mendongkrak daya inovasi, kreasi, motivasi dan inspirasi segenap elemen masyarakat. Tentu saja, metode penyampaian informasi berbasis kebencanaan ini tidak saja dalam bentuk dialog interaktif (talkshow), namun juga dilayani dalam format sms dan telepon ke ruang siar. Disamping itu agar terlalu jenuh dengan dialog tersebut, maka kita sisipi dengan lagu yang bertemakan kebencanaan. Lagu karya emas komponis terkenal di era 70-an, Ebiet G Ade misal, Untuk direnungkan dan Berita kepada kawan.  

Manfaat Penggunaan Media Radio
Berdasarkan pengalaman saya, ternyata sosialiasi pengurangan risiko bencana melalui media radio ini memiliki multi manfaaat. Adapaun multi manfaat tersebut antara lain :
a.    Sebagai media  untuk membangun kerjasama lintas sektor, dunia usaha maupun unsur masyarakat.
b.    Sebagai media yang murah, mudah, cepat dan efektif dalam menginformasikan seputar program kerja BPBD  kepada masyarakat luas tentang adanya potensi  bencana baik melalui SMS maupun telepon secara langsung ke ruang siar.
c.    Sebagai media edukasi kebencanaan bagi masyarakat.
d.   Sebagai media untuk memonitoring perkembangan situasi dan kondisi di wilayah rawan bencana di mana pendengar bertempat tinggal.
Oleh karena itu, melalui media radio inilah BPBD Kabupaten Nganjuk dapat memanfaatkan multiguna media ini sebagai corongnya semangat kemanusiaan dalam penyampaian program penanggulangan bencana. Efektivitas penyebarluasan informasi kebencanaan ini jelas membantu BPBD Kabupaten Nganjuk untuk selalu berbenah diri. Mengevaluasi sejauh mana capaian program-program yang telah dilakukan selama ini. Selanjutnya ke depan akan dilaksanakan perbaikan kinerja yang selalu mengedapnkan pelayanan masyarakat di  bidang penanggulangan bencana. Masukan dan dukungan masyarakat akan menjadi bahan pemikiran bagi BPBD Kabupaten Nganjuk dalam mengimplementasikan kebijakan Penanggulangan Bencana. Sehingga pada akhirnya terwujud akselerasi kegiatan penanggulangan bencana secara berkesinambungan.

Kampanyekan PRB melalui Radio   
Beberapa waktu yang lalu telah kita saksikan bersama perhelatan pesta demokrasi secara serentak yakni pemilihan kepala daerah hampir separuh di wilayah nusantara. Tentunya setiap pasangan calon kepala   daerah melakukan tebar pesona yang dikemas dalam kampanye politik. Namun, bagi kita insan kebencanaan tidaklah demikian. Kita sadar bahwa bagi kabupaten/kota masih baru untuk lembaga yang khusus menangani bencana. Kabupaten Nganjuk sendiri untuk tahun 2016 tepatnya Januari ini memasuki tahun ke-5. Dan ini masih sangat membutuhkan pencitraan kepada publik.
            Akan tetapi, kalau kita pahami betul bahwa bekerja di ‘lembaga penyelamat jiwa manusia’ adalah sangat mulia. Betapa tidak di setiap tahapan dalam sistem penanggulangan bencana pasti unsur yang diutamakan adalah nyawa manusia. Oleh karenanya, guna lebih mendorong kepedulian dan kesadaran masyarakat ketika menghadapi bencana, maka salah satu upaya yang ditempuh adalah melalui media radio. Dengan media ini kita akan lebih menyuarakan visi misi BPBD, program kerja, informasi seputar kejadian bencana, pemetaan wilayah rawan bencana, jenis bencana dan upaya yang dilakukan dan mengintegrasikan  PRB berbasis masyarakat.
Kalau kita cermati bersama, di daerah pedesaan masyarakat masih berpola responsible, melakukan aktivitas pada saat bencana terjadi. Hal ini yang sering kita jumpai. Mereka menunggu bantuan dari pemerintah atau donatur. Belum terbentuk pola kerja yang bersifat preventif, melakukan aktivitasi pada saat tidak ada bencana. Seperti yang kami ungkapakan ketika dialog interaktif di media radio. “Kami mengajak dan menghimbau saudara kami baik di instasnsi pemerintah, dunia usaha, tokoh penggerak masyarakat, ormas, LSM dan relawan agar peduli dan berperan aktif  dalam upaya-upaya penanggulangan bencana. Nah, melalui media penyiaran ini isu-isu strategis berkaitan dengan Pengurangan Resiko Bencana dapat diinformasikan secara langsung kepada masyarakat luas. Sejalan dengan hal itu, agenda PRB yang diselenggarakan di Sendai, Jepang tahun 2015 lalu telah kita implemenetasikan dalam penyiaran tersebut. Butir kelima dari Sendai Framework for Disaster Risk Reduction (SFDRR),  membangun ketangguhan dengan memperkuat desa-kota (urban and rural linkages). Hal ini dalam rangka mendukung keterkaitan antara desa-kota  untuk peningkatan sektor ekonomi, meningkatkan ketangguhan masyarakat guna mendukung pembangunan wilayah dengan kegiatan PRB. Misalnya yang sedang menjadi titik berat di Kabupaten Nganjuk adalah dunia pendidikan dan  sektor industri.   Maka peningkatan mutu pendidikan tentunya memasukkan dalam kurikulum sekolah berbasis PRB sehingga anak didik secara dini lebih mengenal tentang kebencanaan. Kemudian sektor industri diharapkan mampu memberikan kontribusi dana CSRnya untuk penanganan bencana baik secara mandiri maupun bekerja sama dengan BPBD Kabupaten Nganjuk.
Butit ketujuh, pengetahuan tradisional, spiritual sosial-budaya, lansekap warisan budaya, agama dan pemahaman masyarakat adat merupakan aset sumberdaya yang kuat dan menjadikan sustu bentuk investasi dalam PRB untuk ketangguhan masyarakat di masa depan.
Diharapkan implementasi ini secara perlahan kita sentuhkan dengan tradisi adat masyarakat terutama di kawasan yang rawan bencana. Pada akhirnya, nanti dapat memperkuat pola kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, akademisi dalam rangka melsetarikan pengetahuan tradisional, budaya, lansekap warisan budaya, sosial budaya dalam manajemen risiko bencana dan menjadi dasar yang kuat untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat terhadap bencana. Upaya penyiaran gerakan PRB senantiasa terus dikembangkan. Peran serta semua elemen dan pihak terkait sangat diharapkan untuk menguatkan program penanggulangan bencana secara terintegrasi, komprehensif dan berkesinambungan.

CURICULUM VITAE
Nama dan gelar                    :  ATIM SWASONO, SP, M.Sos.          
Tempat. Tanggal lahir           :  Nganjuk, 28 Juli 1974
Pekerjaan                                         :  PNS
Instansi                                             :  Badan Penanggulangan Bencana Daerah
                                                               Kabupaten Nganjuk
Alamat Kantor                                :  Jl. Panglima Sudirman No. 280 Nganjuk     
Telp/Fax/E-mail                              :  0358-330466  bpbd_kab.nganjuk@yahoo.co.id
                                               swacentre@gmail.com
Alamat rumah                                 :  Desa Getas RT 01 RW 03 Kec. Tanjunganom
                                                               Kabupaten Nganjuk – Jawa Timur 64483
HP/E-mail                                         :  081 230 381 007 swacentre@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN :
No.
Jenjang Pendidikan
Jurusan
Lulus Tahun
Tempat
1.
SDN Kemaduh II
--
1987
Kemaduh, Baron, Nganjuk
2.
SMPN 2 Kertosono
--
1990
Kertosono, Nganjuk
3.
SMAN 1 Kertosono
A-1
1993
Kertosono, Nganjuk
4.
S-1 Pertanian
Sosial Ekonomi Pertanian
2001
Malang
5.
S-2
Magister Ilmu Administrasi
2015
Kediri

PENGALAMAN SEMINAR :

No.

Tema

Tahun
T
Tempat
Kedudukan dalam
Seminar*)
1.
Joint Seminar Disaster Mitigation and Adaptation Kyoto University – Unkiversity of Brawijaya
2014
Fak. Teknik Universitas Brawijaya-Malang
Peserta
2.
Workshop Pengantar Pemetaan Risiko Bencana
2013
Lab.Komputasi dan Pemodelan – PWK ITS
Peserta
           






PENGALAMAN DIKLAT KEBENCANAAN :

No.

Tema

Tahun

Tempat
Kedudukan dalam
Diklat*)
1.
Diklat Mitigasi Bencana – Pusbindiklatren Bappenas
2012
SAPPK - ITB Bandung
Peserta
2.
Bimtek Standarisasi Data Kebencanaan
2012
BNPB
Peserta
3.
Pelatihan Sistem Informasi Geografis
2013
Prodi PWK ITS Surabaya
Peserta
4.
Bimtek Penyusunan Renkon PB
2014
BPBD Prov. Jawa TImur
Peserta



PENGALAMAN BEKERJA
No.
Instansi
Tahun
1.
Bagian Hukum Setwilda Kab. Nganjuk
1993-2001
2.
Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kab.Nganjuk
2001-2011
3.
Kantor Kesbangpol dan Linmas Daerah Kab.Nganjuk
-    Aktif dan sebagai anggota Satlak PB hingga ikut memprakarsai Pembentukan BPBD disahkan dengan Perda Kab.Nganjuk Tahun 2012 tgl 30 Januari 2012
-    Yakni dengan penyusunan Perda, Perbup dan Anjab Tupoksi BPBD)
2011 – 2012
4.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Nganjuk
(Ikut memprakasai Pendirian BPBD Kab. Nganjuk Tahun 2012)
-    Sekarang bertugas di Bidang Pencegahan/Mitigasi dan Kesiapsiagaan BPBD Kab. Nganjuk
2012-sekarang






-     Nomor rekening : Bank Muamalat Capem Nganjuk No rek.  7440000091
-     NPWP : 57.610.194.3-655.000
-     No. HP : 081 230 381 007




Unknown

About Unknown -

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :